Jumat, 10 Maret 2017

Paranoia (Insanity)

(Latepost, 20 Okt 2016, edited)
Ternyata begini ya rasanya nikah
Pantes banyak yg bilang jangan nikah buru2

I was lived in this situation for a quarter of my life
Please no more!

How could you waste away your negative thinking when it's already your nature? Explain.

Da, you always taught me about life. Why don't you told me about this kinda life?

Everyone said marriage is a new life. I think i have no life.

Now i know why the guys said to married earlier and the girls said to married late, because guy have someone to clean their house, wash their clothes, cook their food, but the girl even don't have a chance to tell a story.

No one knows that i am a bad temper before, because i always treat myself best to bring back my mood, now i have no idea how to do it.

Cukup ya neng, skrg cukup berusaha jadi sebaik baiknya manusia, inget papa, inget sabarnya papa, skrg km cukup sabar.

Jadilah istri yg baik ya, yg tidak mengeluh, layani suami, surgamu ada di dia, belajarlah ikhlas, ini pilihanmu, jangan pernah merasa seakan di jodohkan tuhan, pilihan tetap di tanganmu.

Jangan lupa tersenyum, jangan lupa berbakti, jangan lupa cium tangan suamimu, lakukan semua tanpa pamrih, lakukan semua demi masa depan anak2mu.

Sayangi janinmu, jangan berikan dia tekanan, dia belum memahami kehidupan, bersikaplah waras, seberapa banyakpun penjelasanmu mengenai kegilaanmu tidak akan ada yg mengerti karena km cukup menyimpannya rapih selama ini, biarkan tetap begitu.

Tidak akan ada yang pernah tau seberapa sering kamu menyakiti diri kamu dan dengan cara bagaimana, keep it that way.

Now i feel worry every morning, everytime open the door for you to go to work, you said no worry, i said you didn't know what i felt.

Ya, saya terlihat bertingkah laku konyol, tapi maaf kita masing2 punya ketakutan tersendiri, kalau masih belum bisa memahami sebaiknya jangan menilai saya.

I have no passion to run everyday, have no friend to share with, have no one to encourage, it's so funny when you feel homesick but you don't have a home.

I feel so lonely when all i need is just an internet access but i don't want to stuck on my phone just watching everyone's life, i need someone real and alive.

I never feel this lonely for almost all my life.

I really wanna see you child, you might be my only friend and i have a lot of story to tell about life.

(Yudith P. Munarno, 26 th)

Unspoken Words

cari yg romantis dan gombal itu gampang, yang susah itu cari yg peduli dan peka
banyak kata yg sulit di ucapkan karena hanya terdengar sebagai keluhan
lama tertahan agar tak menjadi bahan keributan
namun di bicarakan pun tak temukan jalan
ego masih terlalu besar, lebih baik mengalah daripada gila tapi bukan menyerah
sulit menahan ego jika pikiran masih terlalu kuno
masih beranggapan bahwa kodrat wanita sebagai pelayan rumah tangga
lelah di rasa dan hampa jika membayangkan berapa banyak kenyamanan yg di tinggalkan
lagi2 akan di anggap tak bersyukur karena masih membahas yg lalu
lagi2 akan di anggap tak ikhlas karena masih mengeluh
nyatanya dahulu aku mendapat kenyamanan pun bukan sesuatu yang instan
kenyamanan yg kupunya adalah hasil keringat sendiri dan begitu saja kutinggalkan demi mendapat restu dan ridho pemilik surgaku
hanya ingin di pahami tanpa banyak bicara
jika cukup paham maka tak perlu mendengar lagi dari ucapan bahwa begitu banyak kelelahan yg kurasakan, berapa banyak sakit yang kualami,,
keluargaku tak mengajarkan banyak berkeluh kesah, jangan lah paksa untuk bicara, kami terbiasa menelan pahit sendiri, bagaimana jika kumenuntut balik agar lebih peka dan lebih aktif bertindak tanpa banyak bicara, mengapa aku yang harus memahami bahwa tak semua orang mempunyai pola pikir yang sama denganku sedangkan banyak orang yang ingin ku berubah untuk memahami dan menjadi seperti mereka,, jangan salahkan ku banyak merenungi hidup, karena akulah yang masuk ke hidupmu, bukan sebaliknya,, jangan salahkan pula ku banyak berandai andai, selama aku tak menuntut apapun darimu selain pengertian,, kelak aku tak ingin sampai pada satu titik menuntutmu untuk menjadi seperti ayahku karena ku tahu kau takkan bisa, siapapun takkan bisa, ayahku terlalu sempurna, kesabarannya tiada tara, mulutnya terjaga dan juga lapang dada,,
pahamilah bahwa aku bukanlah orang yang mudah menyalahkan orang lain jika tak ada pemicunya,,
jika kau merasa aku tak pernah mendengar ucapan atau keluhanmu maka pahamilah bahwa kaupun begitu namun dengan tabiatmu yang selalu mengelak maka kembali aku yang salah.
aku tak akan mengeluhkan lelahku jika saja kau mendengarkan. apapun yang kuucapkan kuusahakan untuk kebaikan bersama. kau adalah pendampingku, pendukungku, penyemangatku, bukan anakku. tak perlu banyak bicara janji darimu, cukup buktikan, aku tak minta harta, atau kehidupan yang serba layak. apa yang kuminta sungguh sederhana. aku hanya minta dengarkan aku saat ku bicara, jika ku sudah tak mau bicara artinya aku lelah karena kau tak mendengar. aku lebih senang bicara dengan diriku sendiri. jika kau saja tak bisa mengurus dirimu sendiri bagaimana kelak jika ku lebih dulu tak berdaya darimu. jika kau mendengar ku berandai seperti ini pasti lagi2 kau akan mengelak bahwa kau akan berubah. kadang aku selalu berfikir mungkin kau tak siap dengan hidupmu sekarang yang seperti ini. mungkin tingkat kedewasaanmu belum cukup untuk tanggung jawab sebesar ini. ah seandainya saja sebaliknya, aku yg bertanggung jawab atas dirimu. tapi lagi lagi kudukung niat baikmu untuk terus belajar dewasa. maka jadilah dewasa. dewasa bukan berarti kaku dan serius, kuyakin kau paham itu. tapi jika bukan kau yang merangkulku, siapa lagi? siapa lagi yang menguatkanku setiap aku terpuruk, kelelahan, kehilangan percaya diriku. sementara diriku selalu membayangkan andai kau tak mengambil tanggung jawab besar ini mungkin kau masih bisa menikmati hidupmu, masa mudamu, jerih payahmu. ah kadang pun aku hanya merasa menyusahkan hidupmu. maafkan jika aku hanya bisa jadi benalu yang selalu mengeluh dan mudah mengecewakanmu. sekali lagi harap maklumi semua tak mudah untukku.

-yudith p. munarno, 26th-