Minggu, 14 Juni 2020

Membekas

Waktu itu bulan Ramadhan.
Kau masih setia menemaniku, meninggalkan cintamu di sana.
Tidak pernah sebelumnya kau banyak menghabiskan waktu bersama sahabat2ku.
Aku semakin enggan melepasmu.
Aku pun ragu apa itu cinta atau persahabatan.
Kau menemani hari hariku yang sepi dan berat.
Kau berbagi cerita yang selalu kau simpan rapat.
Aku merasa sangat di butuhkan waktu itu.
Tidak seperti masa2 sebelumnya saat hanya diriku yang selalu membutuhkanmu.
Entah berapa tahun kita menjalani ini.
Ketika kau bukan milikku dan aku pun bukan milikmu.
Tapi jauh di dalam hati kita berikrar untuk saling memiliki.
Seakan alam semesta mempersiapkanku untuk sesuatu yang lebih besar.

Masih teringat jelas saat terakhirku melihatmu.
Tapi aku masih juga tak sadar bahwa kau akan menghilang.
Setelahnya, hari hari ku lalui dengan rasa cemas dan air mata.
Pesan dan panggilan tak ada satupun kau balas.
Kau tinggalkan aku tanpa pamit.
Kata mereka kau kembali ke pelukan cintamu dan melabuhkan hatimu disana.

10 bulan aku menunggu dan akhirnya ku dengar kabar kau pergi tidak hanya meninggalkanku tapi dunia ini dan seisinya.

(151187-020513)
Yudith. P. Munarno, 30th