Minggu, 06 September 2015

Blur


Bahagia itu rumit
Kebahagiaan yang sederhana itu jika kebutuhan jiwa sudah terpenuhi
Saat jiwa merasa kosong, hembusan angin pun membawa duka
Musim gugur hanya tampak sewarna
Musim panas hanya terik yang di rasa

Beberapa memutuskan meninggalkan sebuah rongga yang sudah di sediakan
Beberapa memilih tinggal dan lainnya memilih untuk membiarkan rongga ini menghirup aroma kebahagiaan di pintunya saja

Bahagia itu rumit
Rumit di saat harus tampak bahagia dengan sesuatu yang dapat di lihat tapi tak dapat di sentuh
Tak bisa melangkah maju ataupun mundur
Hanya berdiri diam di tempat
Mengeksplorasi sekeliling

Mencoba mempelajari arti kebahagiaan bagi orang lain
Saat sudah terlalu lama fokus dengan kepuasan hati sendiri
Ego sudah menghancurkan apa yang ada
Sesal pun tak guna

Waktu yang dirasa berlalu begitu cepat tanpa hasil yang akurat
Berharap pada ketiadaan pun tetap bertahan

Bahagia itu rumit
Sudah kutemukan tapi harus di tebus dengan milikku yang paling berharga,, waktu,,

Tak ingin meragu, sekuat tenaga membuat hati menjadi batu,,

Bahagia itu membingungkan
Apakah harus ku tutup atau kubuka mata , telinga dan mulut ini
Apapun yang kulakukan nyatanya tak cukup

Kali ini kupilih menutup semuanya dan membuat sebuah dimensi baru, dimensi kebahagiaan

Bahagia tapi Semu

-Yudith P. Munarno, 25 th-